Aktivitas di Beijing Stagnan saat China Dilanda Badai Salju
BEIJING - Aktivitas di Beijing stagnan saat China dilanda badai salju pada Desember.
Salju yang turun dengan tebal, badai salju dan suhu udara yang anjlok tengah melanda China Utara.
Ini termasuk situasi cuaca dingin terparah pada Desember 2023.
Kondisi ini, mendorong pihak berwenang di Beijing untuk menghentikan layanan kereta api, menutup sekolah dan meminta masyarakat untuk tinggal di rumah.
"Saat menikmati salju, anda juga perlu memerhatikan cara menjaga kehangatan dan memastikan perjalanan yang aman," kata Observatorium Beijing, saat salju turun di kota itu untuk kedua kalinya sejak Senin (11/12/2023) kemarin.
Udara dingin memasuki Beijing dari barat yang merupakan gelombang dingin kedua pada pekan ini, setelah pejabat kota tersebut mengeluarkan peringatan badai salju tertinggi kedua hingga kamis (14/12/2023), satu-satunya peringatan serupa yang pernah ada di negara tersebut.
Sementara itu, kalangan bisnis atau dunia usaha dilansir dari laman antara pada Rabu (13/12/2023) diminta untuk menawarkan kondisi kerja yang fleksibel dan perjalanan yang tidak menentu kepada para karyawannya.
Untuk menghindari kekacauan akibat hujan salju yang diperkirakan akan berlangsung lama, kota berpenduduk hampir e22 juta jiwa itu menutup semua sekolah mulai Rabu (13/12/2023) dan memindahkan kelas ke daring.
Tempat-tempat indah di pegunungan utara dan barat ditutup sementara untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Jalur kereta api dengan kota-kota utama seperti pusat komersial Shanghai, Hangzhou, dan Wulan dihentikan meski Bandara Ibu Kota Beijing tetap beroperasi.
Lebih dari 6.000 penyelamat telah dikerahkan untuk melakukan penyelamatan darurat di jalan raya, serta lebih dari 5.800 set peralatan dan mesin pembersih salju disiagakan. Beijing dapat mengalami suhu serendah minus 18 derajat Celcius pada akhir pekan ini, dibandingkan dengan rata-rata suhu pada pertengahan Desember yang sekitar minus 8 derajat Celcius.
Bahkan Shanghai yang lebih ke selatan, kini mengalami cuaca sejuk sebesar 20 derajat Celcius, dan diperkirakan akan dilanda cuaca sedingin minus 4 derajat Celcius pada akhir pekan.
Pejabat kota mengumpulkan sukarelawan untuk membersihkan salju dan menyekop es, serta 73.000 orang yang bertugas untuk melakukan tugas tersebut, dan memerintahkan peningkatan pemanasan dalam ruangan.
Cuaca dingin pekan ini, dibandingkan dengan kondisi musim gugur minggu lalu, mencerminkan perubahan suhu yang tajam baru-baru ini. Oktober adalah satu bulan terpanas di Beijing dalam beberapa dekade, di dalam tahun ini yang memiliki kondisi cuaca ekstrem. (*)
Sumber Nusantaraterkini.co